Membentuk Masa Depan Gemilang Melalui Gaya Hidup Sehat
5 jam lalu
***
Wacana ini ditulis oleh Annisa Ardianti Br Tarigan, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Aisyah Umaira, Andieni Pratiwi, Andine Mei Hanny, Dwi Keisya Kurnia, dan Naila Al Madina dari IKM 6 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.
“Kalau tubuh sehat, saya merasa lebih bahagia dan tidak takut dengan masa depan,” begitu ungkap seorang mahasiswa ketika saya tanyakan mengenai arti kesehatan dalam hidupnya. Pernyataan sederhana itu sesungguhnya mencerminkan kenyataan mendasar: masa depan yang lebih baik bukan hanya ditentukan oleh seberapa banyak harta yang terkumpul atau seberapa tinggi prestasi yang diraih, melainkan juga ditopang oleh fondasi kesehatan yang kokoh.
Banyak orang menafsirkan masa depan yang lebih baik dalam rupa kekayaan atau kebahagiaan. Sebagian menekankan materi, sebagian lagi menekankan ketenangan batin, sementara yang lain berupaya memadukan keduanya. Namun pertanyaan yang sering kali terabaikan ialah: apakah mungkin meraih kebahagiaan ataupun kekayaan jika tubuh tidak lagi mendukung? Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen, diabetes melitus tipe 2 sebesar 10,9 persen, dan obesitas pada orang dewasa menembus 21,8 persen. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin nyata bahwa ancaman penyakit kronis sedang membayang. Pola makan tinggi kalori, rendah serat, serta minimnya aktivitas fisik menjadi faktor yang mempercepat degradasi kesehatan masyarakat.
Di tengah situasi tersebut, gaya hidup sehat tidak bisa lagi ditempatkan sekadar sebagai pilihan gaya hidup modern, melainkan sebuah bentuk investasi yang bernilai panjang. Dengan memprioritaskan kesehatan, kita sedang merancang masa depan yang lebih tahan terhadap risiko penyakit sekaligus membuka jalan bagi pencapaian yang lebih optimal. Seperti diingatkan World Health Organization (2020), gaya hidup sehat adalah pola hidup yang mendukung tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit kronis, dengan menekankan keseimbangan pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan positif lain.
Dalam kesibukan modern, tidak sedikit yang menganggap gaya hidup sehat sebagai kemewahan. Padahal, menjadikannya prioritas adalah tindakan cerdas sekaligus strategis. Manfaatnya menyentuh dimensi fisik dan mental. Menerapkan pola makan seimbang dan berolahraga teratur meningkatkan energi, memperkuat daya tahan tubuh, serta mengurangi risiko penyakit kronis. Biaya pencegahan jauh lebih ringan dibanding biaya pengobatan, dan inilah logika sederhana yang sering kali dilupakan. Olahraga teratur pun berperan melepaskan hormon kebahagiaan yang membantu mengurangi stres dan kecemasan, membuat pikiran lebih jernih dalam mengambil keputusan.
Kementerian Kesehatan RI melalui program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) menegaskan pentingnya aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayuran, pemeriksaan kesehatan berkala, serta menjauhi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Penerapan pola makan seimbang dengan asupan karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh. Demikian pula, aktivitas fisik sederhana seperti berjalan kaki atau bersepeda selama 30 menit per hari memiliki manfaat yang signifikan dalam menjaga kesehatan jantung dan mengendalikan berat badan.
Tidak kalah penting, tidur yang cukup selama tujuh hingga delapan jam setiap malam menjadi waktu pemulihan alami bagi otak dan tubuh. Kurang tidur terbukti memengaruhi konsentrasi, daya ingat, serta produktivitas. Begitu pula dengan manajemen stres yang baik, melalui meditasi, pernapasan dalam, atau kegiatan hobi, dapat menurunkan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Hidrasi juga memegang peran vital, sebab air berfungsi mengatur suhu tubuh, membawa nutrisi, serta membuang racun. Disarankan orang dewasa mengonsumsi sekitar dua liter air setiap hari.
Apabila komponen-komponen ini terintegrasi dalam rutinitas, maka kita sedang membangun fondasi kehidupan yang lebih sehat, energik, dan produktif. Pertanyaannya kembali ke diri masing-masing: maukah kita menunda langkah kecil ini, sementara risiko penyakit kronis kian nyata di depan mata?
Sudah saatnya kita menggeser cara pandang. Gaya hidup sehat bukanlah beban atau keterpaksaan, melainkan hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada diri sendiri. Jika selama ini kita bosan dengan tubuh yang gampang lelah atau rentan sakit, maka perubahan sederhana seperti mengurangi konsumsi minuman manis, menambah buah dan sayuran di piring, meluangkan waktu berjalan kaki, hingga tidur lebih teratur adalah langkah nyata yang mengubah kualitas hidup.
Seperti diungkapkan seorang responden dalam percakapan lapangan, “Saya mulai hidup sehat bukan karena ingin kurus, tapi karena ingin punya tenaga untuk mengejar mimpi.” Pernyataan itu seharusnya menjadi pengingat bahwa hidup sehat sejatinya adalah strategi keberlangsungan hidup.
Akhirnya, gaya hidup sehat harus dilihat sebagai gerakan kolektif, bukan semata praktik individual. Ia menuntut dukungan keluarga, sekolah, komunitas, bahkan kebijakan negara. Dengan langkah yang konsisten, gaya hidup sehat tidak hanya memperpanjang usia, melainkan juga menambahkan kualitas pada setiap detik kehidupan. Dengan begitu, masa depan yang gemilang bukan sekadar impian, tetapi kenyataan yang dapat kita bangun sejak hari ini.
Corresponding author Khaila Salsabila ([email protected] )

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Rahasia Air Putih dalam Menjaga Kesehatanmu
2 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler